Wednesday, April 30, 2025
Homecontroversies5 Pahlawan Sains yang Berjuang hingga Membahayakan Nyawa

5 Pahlawan Sains yang Berjuang hingga Membahayakan Nyawa

Perkembangan ilmu pengetahuan tak senantiasa datang dari zona nyaman dan aman. Dibalik pencapaian penting serta kemajuan dalam bidang teknologi, umumnya terdapat cerita berisi tantangan dan keteguhan hati yang jarang disadari banyak orang. Banyak ahli di bidang ini bukan saja menghabiskan waktu mereka untuk melakukan penelitian tanpa henti, namun juga rela merenggangkan nyawa guna mendapatkan kebenaran.

Review ini membahas tentang lima ilmuwan yang telah menyumbangkan nyawa mereka untuk sebuah proyek. Meskipun tidak semuanya tewas secara langsung karena proyek tersebut, namun masing-masing dari mereka memperlihatakan keberanian ekstraordinary, terlepas dari risiko merugikan kesejahteraan diri dan jiwa mereka.

1. Marie Curie

Marie Curie merupakan salah satu tokoh sains terkemuka dalam catatan sejarah. Dia mengembangkan studi awal tentang aktivitasradioaktif dan sukses menyingkap kedua elemen kunci tersebut yakni radium serta polonium. Di zamannya, masih sedikit orang yang menyadaripotensi berbahayanya paparan radiasi, dan Marie Curie bekerja dengan zat-zat radioaktif tanpa adanyaproteksi layaknya saat ini.

Sejak bertahun-tahun lamanya, dia tetap berada dalam lingkungan radiasi ketika mengerjakan tugasnya di lab serta pada masa Perang Dunia I-nya, di mana beliau menggunakan radium untuk aplikasi ilmu kedokteran di area konflik tersebut. Paparan berkelanjutan kepada bahan-bahan radioaktif ini menyebabkan dirinya terserang anemia aplastik, suatu penyakit serius yang merenggut nyawa dengan menyerang sum-sum tulang.

2. Robert Bunsen

Robert Bunsen terkenal karena instrumen laboratorium bernama pembakar Bunsen, yang mengambil nama beliau. Namun, di balik popularitasnya dengan sebutan tersebut, tersimpan cerita berbahaya yang kurang diketahui banyak orang.
sciencehistory
Pada tahun 1843, ketika sedang mengolah senyawa kimia, sebotol penuh dengan cacodyl chloride tiba-tiba meletus di dekat wajahnya dan ia kehilangan penglihatan matanya yang kanan secara irreversible.

Bukan hanya itu saja, dia juga mengalami keracunan arsenik parah karena eksperimen tersebut. Walaupun berhasil diselamatkan, cedera yang dialaminya mencerminkan tingkat bahaya yang harus dihadapinya saat melakukan penelitian. Akan tetapi, walaupun sudah mengalamai penderitaan fisik seperti itu, Bunsen tak kunjung berhenti dan malahan terus memberikan kontribusi signifikan pada temuan elemen-elemen baru.

3. Francis Bacon

Francis Bacon dianggap sebagai ayah dari metode sains kontemporer dan dipengaruhi oleh pendekatan empirisnya dalam membangun pengetahuan. Di tahun 1626, dia menjalankan suatu percobaan guna mengevaluasi apabila pendinginan dapat berfungsi sebagai teknik konservasi daging serta pencegahan pembusukannya.

Pada eksperimennya itu, dia menggunakan seekor ayam sudah mati yang diisi dengan salju untuk mencoba memverifikasi teorinya. Tetapi selama proses ini, Bacon terkena hawa sangat dingin dan lembab, sehingga menyebabkannya sakit. Dia pun terserang pilek hebat yang kemudian berubah menjadi pneumonia dan pada akhirnya meninggal dalam waktu sekitar beberapa hari setelah kejadian tersebut.

4. John Stapp

John Stapp tak sekadar menjadi seorang peneliti, melainkan juga sebagai relawan dalam percobaan berbahaya yang mengevaluasi ambang ketahanan fisik manusia. Dia bertugas di Angkatan Udara Amerika Serikat dan menjalani deretan tes akselerasi serta dekeslerasi intensif dengan memakai kendaraan bertenaga roket tersebut.

Salah satu percobaan paling populer, sebagaimana dilaporkan Oleh
stapp,
ia mengendarai
Sonic Wind
Dengan kelajuan mencapai 632 mph dan berhentinya dalam waktu singkat yaitu 1,4 detik, hal ini menyebabkan pengalamannya terpapat gayagravitasi sebesar hingga 40 G. Mengutip
baylorline,
Pengujian tersebut mengakibatkan sejumlah luka termasuk tulang rusuk yang patah, tulang ekor yang retak, cedera otak, serta beberapa jenis kecederaan lainnya.

5. The Chernobyl Three

Beberapa hari setelah kejadian bencana nuklir awal
Chernobyl
Pada tahun 1986, Alexei Ananeko, Valeri Bespalov, serta Boris Baranov dengan rela mengambil bagian dalam tindakan yang dipersepsikan seperti sebuah misi bunuh diri guna mengevakuasi nyawa jutaan orang. Mereka sadar sepenuhnya saat masuk ke area genangan air berbahaya di bawah reaktor nuklir yang telah hancur itu hanya untuk membuka valve secara manual sehingga bisa mencegah terjadinya letusan gas uap skala besar tersebut.

Akibat kadar radiasi yang sangat tinggi di area itu, orang-orang mengira bahwa mereka akan cepat mati akibar terserang sindrom radiasi akut. Akan tetapi, fakta menunjukkan jika Ananenko serta Bespalov masih bertahan sampai laporan paling baru ini, sedangkan Baranov tutup usia pada tahun 2005 dikarenakan penyebab berbeda.

Pengetahuan tidak hanya terbatas pada hitungan dan formula, tetapi juga melibatkan keteguhan hati dan pengabdian. Kehidupan para peneliti yang rela menyerahkan jiwa mereka untuk proyek-proyek tersebut menunjukkan bahwa perkembangan seringkali hadir bersama dengan biaya tinggi, termasuk nyawa seseorang.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments